KOSMOLOGI HARUN YAHYA DAN KRITIKNYA TERHADAP MATERIALISME: INTEGRASI AGAMA DAN SAINS

This study aims to discuss the concept of cosmology Harun Yahya in Koran with theory (Big Bang) and his criticism materialist cosmology. paper uses library research analysis character's thoughts, starting examining all available data from primary sources, namely Yahya's book, entitled "The Creation Nature" other secondary sources related cosmological concepts. The results showed that did integration between religion science. he was version Big Bang theory. According him, Qur'anic is very much line what conveyed One its relevance both mention universe began nothing has an end point. In contrast materialists who explain this no beginning end. Furthermore, materialism claims only filled matter visible five senses, there room for spirit God. accordance statement does not assume existence God (atheism). Therefore, integrative paradigm, a harmonious life should be built science, by longer creating "gap" two. Because are valid science coherent source truth world.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk membahas tentang konsep kosmologi di dalam Alquran dengan teori dan kritikannya terhadap materialis. Tulisan mengunakan penelitian kepustakaan analisis pemikiran tokoh dimulai menelaah seluruh yang tersedia dari sumber primer yaitu buku karya Yahya, berjudul “Penciptaan Alam” sekunder lainnya berhubungan Yahya. Hasil menunjukkan bahwa melakukan pengintegrasian antara agama sains. Pengintegrasian beliau lakukan adalah integrasi versi Bang. menurutnya, Alquran, sangat selaras apa disampaikan Salah satu relevansinya sama-sama menyebutkan alam semesta berawal ketiadaan memiliki titik akhir. Berbeda kaum materialis menjelaskan tidak awal Selanjutnya materalisme mengklaim, hanya isi oleh materi-materi tampak secara panca indera saja, ada ruang bagi roh Tuhan. Hal sesuai pernyataan menganggap adanya eksistensi Tuhan (ateisme). Oleh sebab itu, paradigma integratif ini, sudah seharusnya dibangun kehidupan rukun harmonis sains, lagi membuat “gap” antar keduanya. Karena keduanya merupakan ilmu kebenaran koheren dunia.